MULTIPEL SKLEROSIS

ketika Tuhan Menyapa

ketika Tuhan Menyapa

Entah dari mana datangnya semua ini. Pagi itu tepat pukul delapan aku terbangun dari tidur dan Tiba-tiba saja kepalaku terasa pusing, Leherku menjadi kaku dan mataku pun ikut menjadi kabur. Seperti orang terkena struk sebagian dari tubuhku tak bisa digerakan. Tubuhku kejang-kejang, tidak panas tidak juga dingin, ingatanku hanya satu, “Aku Disantet”.
Dokter mendiaknosaku hanya, “Salah Bantal” “katanya”, selama satu minggu harus ikut Fisioterapi guna melancarkan syaraf-syaraf yang lemah. Semua obat, semua multivitamin tak pernah luput dari tenggorokanku. Tapi tak menjadikan aku kembali seperti biasa. Aku tak kecewa, aku tau ini hanya salah urat biasa. Sepuluh hari kemudian aku tak merasakan reaksi apa-apa dari rujukan sang dokter. Akhirnya aku dibawa ke pijat urut tradisional tapi lagi-lagi tak membuahkan hasil. Leherku masih kaku, pandanganku masih ganda dan kepalaku masih terasa pusing.
Ini hanya sebagian kecil dari usahaku untuk bisa sembuh. Memang agak sedikit nyelene tapi benar-benar ampuh. Aku direkomendasikan oleh mantan bosku yang dulu untuk mencoba menemui seorang Pastur disebuah gereja. Hari pertama ku acuhkan saja ajakanya, karna aku berfikir aku seorang Muslim, ya…memang aku tak sealim orang –orang tapi aku tau batasannya. Hari kedua aku masih menghindar dari ajakkannya. Sampai akhirnya aku pusing sendiri dan kuturuti juga ajakkannya.
Aku akan berbagi sedikit cerita disini, Sesampainya digereja, mantan bosku menyuruh aku untuk masuk keruangan sang pastur. Didalam ruangan itu terdapat dua bagian ruangan lagi. Bagian pertama kira-kira 3 kali 2 meter, merupakan ruangan untuk rapat para jemaat. Disana terdapat kurang lebih ada 9 orang yang lagi berbincang-bincang. Dan ruangan kedua yang ukurannya 2 kali 2 meter persegi merupakan ruangan sang pastur. Dihiasi dengan sebuah patung salib yang cukup besar, ukiran kayu yang menggambarkan Yesus dan keduabelas muridnya yang lagi memecah-mecah roti, dan tak lupa pula sebuah poster Yesus yang lagi mengembalakan seekor domba. Suasana diruangan itu nyaman dengan semprotan Ac yang sejuk-menyejukan.
Aku tak perlu lagi berkenalan dengan sang pastur karna beliau adalah senior saya dalam bidang seni musik, dan kami sering latihan bareng setiap selasa malam. Jadi aku tak begitu canggung lagi berbincang dengan beliau. Pak Yohanes, itulah nama sang Pastur. Beliau menyuruhku duduk dan memintaku menceritakan kembali asal mula penyakit dan maksud kedatanganku ini.
****
Seperti yang kukatakan sebelumnya, bahwa malam itu seperti biasa aku dan beberapa temanku ngumpul bareng didalam kounter hape’ yang baru satu minggu aku buka. Tak ada minuman keras, tak ada Drug, ganja apalagi obat-obatan yang membuat mabuk, kami hanya mengisap asap tembakau sampai jam 2 pagi setelah itu membubarkan diri. Setelah selesai mencatat semua pembukuan dan tetekbengek konter, aku beranjak untuk pergi tidur. Selama satu jam aku coba untuk pejamkan mata tapi tak bisa, perutku lapar sekali, memang sudah menjadi kebiasaanku makan sebelum tidur. Tapi malam ini emang sial, nasi yang biasanya banyak tersisa ternyata habis. Akhirnya aku membongkar persediaan makananku ternyata ku temukan sebungkus roti biskuit kelapa. Tanpa pikir panjang ku makan diriya dengan lahap sampai tersisa setengah bungkus lagi. Aku berdehek, aku kenyang dan aku tertidur.
****
“ Jadi apa keluhanmu Wan…??” tanya beliau
“ saya punya leher sulit sekali digerakkan Pak, pandangan saya ganda, dan apa bila saya pejamkan mata bagian belakang kapala terasa pusing, saya merasa ada sebuah kotak yang besar didalam kepala ini….!! Tanganku bergerak mengekspresikan apa yang diucapkan.
“ Di dunia ini penuh dengan hal yang gaib…, kamu percaya dengan itu..?”. Beliau membuat aku sedikit bingung.
“ Maksud Bapak setan gitu….??”
“ Ya….,bisa dibilang begitu…, tapi kamu jangan takut, asal kamu percaya bahwa tuhan itu ada, kamu akan sembuh”. Saya hanya menganggukkan kepala dan beliau melanjutkan lagi.
“ Saya akan berdoa, dibantu dengan kakak2 yang ada disini, mudah2an keajaiban itu ada untukmu. Tapi kamu harus yakin bahwa Yesus atau Nabi Isa yang kamu kenal lewat Al-Qur’an bisa sedikit menujukan belas kasihnya kepadamu. Jangan berfikir yang bukan-bukan, saya tau kamu bukan termasuk orang yang Radikal”.
“ Ya….,saya ngerti Pak, Saya juga salah satu pemuja kepribadian seorang Yesus”. Dan Tampaknya perkataan itu membuat beliau sedikit tenang.
Doa dipanjatkan, leher saya diusap,mata saya diurap sampai ke ubun-ubun dan berakhir dikepala bagian belakang, begitu terus-menerus selama 6kali menggunakan minyak Zaitun yang katanya dibeli langsung di Yarussalem. Baunya tidak begitu mengenakkan tapi harus ku tahan. setelah selesai beliau bertanya bagaimana keadaanku sekarang.
“ Lebih tenang…,lebih sejuk..,lebih enteng….,….” Jawabku singkat.
“ Bagaimana dengan matamu….?”
“ Masih Doble Pak…, tapi leher saya sudah agak mendingan….”
“ Syukurlah kalo’ begitu….”
“ Makasih Pak…” aku bersalaman dengan beliau.
“ Yang penting kamu jangan lupa sholat, yakinkan bahwa kekuatan jahat bisa dinetralisir dengan Sholat…” kata itu yang masih ku ingat setelah keluar dari gereja tersebut.
Lima hari kemudian keadaan sedikit membaik, walaupun mataku belum kembali normal tapi leher dan pusing dibelakang kepala sudah menghilang dan tidur pun sudah merasa lebih enak tak lagi harus dibayangi mimpi-mimpi yang ga’ jelas. Walaupun begitu aku masih belum bisa bekerja, penglihatanku masih belum sempurna.
Menjelang hari yang ke dua puluh dua mataku masih tak kunjung membaik. Akhirnya aku dirujuk kedokter spesialis mata. Disana baru diketahui bahwa aku kekurangan Gula Darah atau Gula Darahku dibawah standar orang-orang. Pernyataan ini diperkuat adanya hasil tes darah yang kulakukan. Untuk menghindari mataku jadi juling, dokter menyarankan sebelah mataku ditutup secara bergantian setiap malam. Memang tak begitu menyenangkan tapi apa boleh buat yang penting cepat sembuh, pintaku dalam hati. Ya.., memang Hatiku agak sedikit puas dengan resep sang dokter, pelan namun pasti obat tersebut bekerja dengan baik. Mataku yang kemarin hanya dapat melihat dengan jelas pada jarak 30 cm sekarang sudah agak jauh, yaitu 2 m, bukankah itu hasil yang memuaskan…!!
Semakin lama semakin membaik, aku sudah kembali bekerja sekarang. Walaupun tak 100% tapi aku sudah bisa membaca tulisan dengan jarak 5m atau lebih. Tapi kalo untuk mengendarai sepeda motor rasanya aku masih belum sanggup.
Ibuku masih kurang puas dengan hasil yang didapat, akhirnya aku kembali drujuk keluar kota, berharap dokternya lebih paten. Diluar kota aku tak bisa lama,karna alasan pekerjaan yang ga mungkin aku tinggal. 3 hari rasanya sudah cukup hanya untuk konsultasi. Obat-obatan kembali aku tenggak. Kali ini reaksinya lebih cepat, tak kelang dua hari kemudian mataku kembali normal. Aku merasa gembira atas hasil ini. Tapi aku mulai merasa ada hal lain yang terjadi dalam tubuhku ini. Pinggangku kadang-kadang terasa ngilu sendiri, apalagi kalo waktu tidur.
Lama-lama semakin menjadi-jadi, rasa sakitnya tak tertahankan. Pernah selama 2hari dua malam aku tak bisa tidur, segala balsem dan obat gosok tak lagi bisa membantu. Seperti biasa dokter kembali menjadi tempat rujukan. Dokter hanya bisa memberikan obat yang bereaksi selama 2jam penuh, setelah itu sakitnya kembali lagi. Selama satu minggu mengkomsumsi obat-obatan dari sang dokter, sakitnya sudah mulai berkurang. Dokter menyarankan rotgen dibagian tulang belakang,dan hal hasil tulang belakangku sedikit retak. Aku heran seingatku, aku tak pernah jatuh dalam waktu lima tahun terakhir, dan menurut analisa dokter kemungkinan pengeroposan tulang, atau Osteoporosis.
Selama dua minggu kemudian sakitnya mulai menghilang dan aku mulai kembali bekerja. Tapi tak lama, empat hari kemudian kaki ku mulai terasa seperti kesemutan. Mulai dari betis sebelah kiri menjalar sampai kepangkal paha sebelah kanan. Aku nyaris lumpuh. Semakin lama semakin tak bertenaga. Dan apa yang kutakutkan akhirnya terjadi. Aku lumpuh total. Dokter tak bisa berkata apa-apa, akhirnya aku dilarikan kepengobatan alternative. Kakiku diurut sampai kebagian belakang pundakku.
“ Anak Ibu dikerjain orang…!!!” tiba-tiba kata itu keluar dari seorang terapis.
“ Ah..yang benar Pak…!!, siapa…,apa ciri-cirinya…?” Ibuku panik
“ Cewe’ dan dia kurang suka dengan anak Ibu…!!” terapis menjelaskan
Otak ku perputar-putar, aku tak mau menebak, terlalu bahaya. Selama 3 tahun aku merantau kekota ini, aku tak pernah berlaku kasar kepada siapa pun. Paling cuma akal-akalan sang terapis untuk meraup keuntungan dirinya sendiri.
Sehari kemudian aku bercerita dengan seorang teman tentang apa yang dikatakan sang terapis, dia sendiri percaya ga’percaya. Akhirnya kami berdua memutuskan untuk menemui seorang ahli kebatinan yang lumayan disegani. Dari mulutnya terlontar bahwa aku tergolong keracuan makanan. Tak ada santet, dan tak ada juga setan tanah (ketenggoran). Aku cukup lega mendengarnya. Namun dia sendiri tak bisa berbuat banyak. Beliau hanya memberikan aku satu botol air mineral yang sudah dibacakan ayat-ayat suci.
Setelah merasa tak ada perubahan, aku kembali dirujuk ketanah kelahiranku. Selama dua bulan aku ikut beberapa terapi, mulai dari terapi kejut listrik, tusuk jarum, batu giok dan yang terakhir tanduk kambing. Aku capek…, lelah dan hampir putus asa, terlebih lagi saat dokter mendiaknosa ku terkena penyakit baru yang belum ditemukan obatnya. MULTIPEL SKLEROSIS.
Kini aku tak bisa berharap banyak, asal bisa berjalan saja aku sudah cukup senang walaupun itu pincang yang penting tak merepotkan orang lain. Kakiku semakin hari-semakin bertambah berat. Pelan namun pasti Multipel Sklerosis terus menggerogoti diriku. Hanya vitamin yang bisa menujang hidupku. Aku tak boleh sakit, system imunku harus kuat, lengah sedikit saja bisa bahaya. Walaupun begitu aku sudah siap menghadapi segala resiko yang ada termasuk meninggalkan dunia ini. Toh prinsipku tak boleh aku langgar “ Kalo sudah Tak berguna lagi lebih baik mati saja”

The_end
25 september 2008